PENTINGNYA JIWA DAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN
Sebelum masuk ke pembahasan kewirausahaan sebagaimana
pengertian umum masyarakat,sebaiknya kita pahami terlebih dahulu pengertian
kewirausahaan dalam arti luas. Awal pertanyaan yang muncul ialah, mengapa
seorang wirausahawan ( entrepreneur ) mempunyai cara berfikir yang berbeda dari
umumnya manusia. Mereka mempunyai motivasi pnggilan jiwa, persepsi dan emosi
yng sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap, dan perilaku sebagai manusia
unggul.
Dengan mengetahui berbagai elemen yang mempengaruhi cara
berfikir seorang wirausahawan, kita tidak akan terjebak dalam suatu polemik
apakah karakter kewirausahaan itu bawaan lahir atuakah hasil dari suatu
pembelajaran,tetapi lebih kepada harapan untuk dapat mempengaruhi dan
mempercepat elemen kognitif tersebut. Jangan sampai kita berada pada dikotomi /
dua dua perbedaan yang mencolok, mana yang lebih penting “ dasar” ( bakat
bawaan lahir ) ataukah “ajar” ( dapat dipelajari).
Paling tidak ada tiga hal yang perlu kita ketahui terkait
dengan cara berfikir, yang akhirnya menjadi perilaku seorang wirausahawan.
Pertama mengenai persepsinya terhadap dunia nyata, cara memandang kehidupan
dunia ini. Sementara ada yang mengagung agungkan dan ada pula yang meremehkan
kehidupan dunia. Alhamdulillah kita mempunyai persepsi bahwa kehidupan dunia
ini merupakan rangkaian kea rah kehidupan yang kekal abadi di alam akhirat
nanti.
Kedua, tentang peta kognitifnya ( cognitive maps ), yang
akan menuntun persepsinya melangkah ke perilaku kewirausahaan. Hal tersebut
akan sangat di pengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuanya serta norma/
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, baik dimensi waktu maupun tempat. Suatu
contoh, pandangan masyarakat jaman dulu apalagi didaerah pedesaan menganggap
bahwa menjadi seorang pegawai, apalagi pegawai negeri itu lebih
terhormatdaripada menjadi wirausahawan. Alhamdulillah pandangan tersebut
sekarang sudah berubah.
Ketiga, terkait dengan motivasi yang pada dasarnya merupakan
mesin yang menggeraka perilaku kewirausahaan. Sedangkan penggilan jiwa (
passion ) merupakan api yang membakar semangat kewira usahaan. Tanpa passion
tidak aka nada semangat dalam mengerjakan apapun : Without passion work is just
work. Untuk itu, bagi yang menjadi pekerja, karyawan, pegawai, supaya mempunyai
daya kerja yang mantap,artinya mempunyai daya tawar yang kuat. Bagi yang
menjalankan bisnis supaya mempunyai daya wirausaha yang tinggi sehingga
mempunyai nilai tambah yang bermanfaat bagi orang lain. Baik daya kerja maupun daya wirausaha pada
dasarnya dalah implementasi dari jiwa dan semangat kewirausahaan.
Dengan demikian makna kewirausahaan ternyata sangat luas dan
tidak harus terkait secara langsung dengan dunia bisnis. Selama aktivitasnya
didasari oleh karakteristik yang unggul seperti percaya diri yang tinggi,
berani ambil resiko, fleksible, pekerja keras dan cerdas, kreatif, keinginan
untuk berprestasi, maupun keyakinan dalam mengendalikan segala aktivitas, mak
orang tersebut dapat dikatakan mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan.
PENGERTIAN UMUM KEWIRAUSAHAAN
Walaupun dalam arti luas kewirausahaan mempunyai makna yang
begitu banyak seperti tersebut diatas, Arus utama masyarakat memaknai
kewirausahaan sebagai sesuatu yang terkait secara langsung dengan dunia bisnis.
Dan akhir-akhir ini istilah tersebut menjadi semakin popular setelah semua
pihak menyadari peran strategis kewirausahaan. Peran strategis tersebut tidak
hanya dilihat dari kepentingan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan
Negara, tetapi juga sampai pada kepentingan dunia internasional.
Kita tidak menyangka sebelumnya bahwa penerima hadiah nobel
perdamaian dunia pada tahun 2006
bukanlah seorang ahli militer maupun politisi melainkan
seorang ahli ekonomi yang menaruh perhatian pada pemberdayaan masyarakat
kecil, yaitu Muhamad yunus dari bangladesh. Nampaknya dunia internasional
menyadari bahwa, pengangguran, kemiskinan dan ketidak adilan social, sangat
berkaitan erat dengan keamanan dan kedamaian dunia internasional.
Kepentingan bagi individu dan keluarga sangat jelas, bahwa
berwirausaha pada hakekatnya adalah mengangkat harkat dan martabat diri dan
keluarganya. Seseorang yang mandiri secara ekonomi akan terangkat harkat dan
martabatnya. Sedangkan bagi kepentingan masyarakat , dengan semakin banyaknya
anggota masyarakat yang berwirausaha diharapkan dampak sosialnya akan positif,
terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus mengurangi
dampak negatif dari pengangguran dan kemiskinan.
Selanjutnya apabila dilihat dari kepentingan bangsa dan
Negara, kewirausahaan ternyata mempunyai peran yang sngat dominan.
Sampai-sampai seorang psikolog menyatakan bahwa suatu Negara akan sejahtera apabila
dari total penduduknya paling tidak ada 2% yang berwirausaha. Argumentasinya
jelas bahwa dari 2% saja yang berwira usaha dampaknya akan kemana-mana,
termasuk masalah pengangguran, kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi. Sebagai
informasi saja sampai saat ini Indonesia baru mencapai angka sekitar 0,2%. Hal
ini merupakan tantangan bagi kita semuauntuk mencapai angka minimal 2%
wirausahawan. Itulah latar belakang mengapa upaya pengembangan kewirausahaan
itu menjadi penting dan mendesak.
Bagaimana makna dan sejarah kewirausahaan secara umum?
Kewirausahaan ( entrepreneurship ) berasal dari bahasa perancis, entreprendre
yang artinya to undertake, mengusahakan atau mengupayakan. Dalam bahasa
Indonesia Wira berarti berani ( berani mengambil resiko ) dan usaha berarti
melakukan upaya. Dari sejarahnya, entrepreneur berarti perantara, yang memenuhi
kebutuhan orang lain. Kemudian pengertian berkembang menjadi seseorang yang
mempunyai proyek besar. Baru pada abad XVII, mulai dimasukan unsure resiko dan
keuntungan ( risk and return ), dimana antara seorang wirausahawan ada
kalkulasi antara resiko yang akan diambil dengan potensi keuntungan yang akan
diperoleh.
Dalam filosofi jawa
dijelaskan; yen awakmu tak wenehi tape bok pangan sedino entek, yen kowe tak
ajari gawe tape, kowe iso ngerti carane.
Yang artinya: jika
kamu saya beri tape maka dalam waktu sehari akan bias habis kamu makan, akan
tetapi jika kamu saya ajari cara membuatnya, maka kamu akan mengetahui caranya.
Selanjutnya pada pertengahan abad XX, seorang ahli ekonomi
terkenalJoseph A Schumpeter ( 1934 )
Melontarkan suatu istilah yang sampai saat ini sangat
terkenal yaitu konsep creative
destruction, yang menggambarkan bahwa seorng wirausaha pada umumnya
melakukan perubahan yang sangat besar ataupun inivasi yang mengarah pada suatu nilai
tambah. Pada hakikinya , nilai tambah tersebut sebenarnya merupakan cirri khas yang membedakan apakah
seseorang yang melakukan melakukan suatu usaha ( bisnis ) dapat dikategorikan
sebagai seorang wirausahawan atau bukan.
Dalam perkembangannya, sekarang dikenal dengan adanya tiga
kategori wirausaha yaitu:
1.
Wirausaha subsisten ( subsistence entrepreneur
), yaitu mereka yang berwira usaha hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup diri
dan keluarganya.
2.
Wirausaha potensial ( potential entrepreneur )
yaitu wirausaha yang masih bias dikembangkan pasarnya.
3.
Wirausaha yang memiliki pertumbuhan tinggi (
high growth entrepreneur ), yaitu wirausaha yang dapat mengembangkan produk,
pasar, dan teknologinya. Sesungguhnya suatu Negara akan menjadi sejahtera
apabila paling tidak ada 2% wirausaha, adlah wirausaha jenis ketiga tersebut.
Selanjutnya, marilah kita mengingat kembali kalimat-kalimat
bijak lama yang perlu kita perhatikan: “ Berikan ikan untuk mereka makan
sehari, berikan kail untuk mereka memancing setiap hari, dan berikan iklim yang
kondusif untuk mereka memancing dan mendapatkan ikan selama hidupnya.”Untuk itu
marilah kita cermati upaya berbagai pihak yang dikenal dengan sinergi “ C-ABG”
dalam penumbuh kembang wirausaha.
“C” singkatan Community merupakan peran masyarakat, baik
individu maupun kelompok dalam pengembangan kewirausahaa. Sedangkan “A”
Academician merupakan peran dunia pendidikan, baik pendidikan dasar, pendidikan
menengah, maupun pendidikan tinggi dalam menanamkan budaya ( nilai-nilai, sikap
dan perilaku ) kewirausahaan terhadap anak didiknya. Selanjutnya “B” (
Businessperson ) yaitu par pelaku bisnis dalam keikut sertaannya membangun
kewirausahaan di negeri ini, dan “G” Government atau pemerintah.
IV. Uraian mengenai upaya berbagai pihak
1.
UPAYA KOMUNITAS
Kelompok masyarakat atau komunitas ini
sangat berperan dalam pengembangan wirausaha dari berbagai stara social yang
berbeda. Dalam istilah modern mereka disebut sebagai social entrepreneur, yaitumereka yang mempunyai jiwa wirausaha dan
memanfaatkanya untuk pemberdayaan masyarakat. Termasuk dalam kelompok ini
adalah para penggiat lembaga swadaya masyarakat (LSM), Organisasi social
kemasyarakatan ( Ormas ), Lembaga keuangan mikro (LKM), Baitul maal waltamwil
(BMT), Koperasi Jasa Keuangan (KJS), Pondok pesantren atau pusat-pusat
keagamaan, dan lain-lain yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan jiwa dan praktek kewirausahaan. Berbeda dengan business
entrepreneur yang memang tujuan utamanya mencari keuntungan financial, social
entrepreneur mempunyai tujuan social pemberdayaan masyarakat melalui
kewirausahaan. Mereka tidak secara langsung mencari keuntungan karna tujuanya
adalah pemberdayaan mastarakat. Contoh nyata seorang social entrepreneur adalah
yang telah disampaikan diatas, yaitu Muhamad Yunus dari Bangladesh. Tentunya
masih banyak contoh yang lain baik yang ada didalam maupun luar negeri.
Didalam bukunya, Sosial entrepreneurship, Borstein dan Davis (2010) menyampaikan
bahwa, memasuki abad ke 21 ini, Dunia ditandai dengan adanya perubahan dalam
sejarah kemanusiaannya, dimana seseorang atau kelompok orang dapat mempengaruhi
stabilitas Negara bahkan dunia internasional. Hal inilah yang memaksa
pemerintah dimanapun dibelahan bumi ini, untuk memikirkan ulangtentang akar
permasalahan keamanan umat manusia. Disamping adanya kekuatan baru individual
maupun kelompok kecil masyarakat yang mempunyai kemampuan destruktif,
sekelompok masyarakat lainnya juga memiliki kemampuan konstruktif. Itulah
social entrepreneur.
Mereka bukan hanya berbeda dengan business entrepreneur , karena yang
dicari bukan hanya keuntungan financial akan tetapi kemanfaatannya bagi
masyarakat luas, tetapi juga berbeda dengan peran pemerintah karena social
entrepreneur ini tidak bergerak dari atas kebawah tetapi sebaliknya dari bawah
keatas. Disamping itu kalau pemerintah mempunyai kekuatan untuk menjatuhkan
snksi hokum,social entrepreneur tidak memiliki otoritas untuk itu. Namun tujuan hakikinya sama yaitu memajukan
kesejahteraan masyarakat.
2.
UPAYA DUNIA PENDIDIKAN
Upaya dunia pendidikan baik dasar,
menengah, maupun tinggi mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendidik
dan mempraktekan kewirausahaan. Mulai usia dini, anak didik harus dibekali
dengan nilai-nialai, sikap dan perilaku kewirausahaan. Kita harus merubah pola
piker yang ditinggalkan oleh penjajah belanda bahwa menjadi pegawai, itu lebih
baik daripada memiliki usaha/bisnis sendiri. Pendidikan harus diubah
orientasinya, dari penghasil lulusan yang berbondong-bondong menenteng
ijazahnya ngantri mencari pekerjaan, menjadi lulusan pendidikan yang siap
menciptakan lapangan pekerjaan paling tidak untuk dirinya sendiri.
Apabila tidak ada perubahan paradigma pendidikan
kita, terutama pendidikan tinggi, maka meledaknya pengangguran pemuda terdidik
akan menjadi kenyataan. Itulah kehawatiran semua pihak, karena pengangguran
sejatinya adalah musuh bersama yang sangat membahayakan, baik bagi individu
penganggur, keluarga, bangsa dan Negara, serta dunia internasional. Apalagi
pengangguran itu menimpa para pemuda yang terdidik. Itu sangat berbahaya.
Untuk itu marilah kit aubah pola piker kita
dan sekedar pinjam istilah yang sudah kondang mulai dari diri kita, mulai dari
yang kecil, mulai sekarang juga. Yang dulu anak-anak dilatih membaca “ Budi
pergi kepasar membeli pisang”, mari kita buat perubahan menjadi” Budi pergi
kepasar menjual pisang”. Dari pola piker konsumtif ( Membeli dan menghabiskan )
menjadi pola piker yang produktif ( memproduksi dan memasarkan ). Pada dasarnya
semua berangkat dari pola pikir seseorang.
ketahuilah bahwa kesuksesan diri anda bukan bergantung pada orang lain, akan tetapi kesuksesan anda adalah tergantung bagaimana cara anda untuk meraihnya....
Good Luck...
0 Komentar untuk "Semangat Kewirausahaan"